Renungan Pelka Laki-laki
Pembacaan Alkitab: Yohanes 6:67-71
Ditulis oleh: Pdt. Victor A. Kakambong, S. Teol
PERCAYA SAJA TIDAK CUKUP
Seorang
Pemain Sirkus mengadakan pertunjukan menyeberangi seutas tali yang direntangkan
di atas sebuah kolam penuh buaya lapar.
Penonton tegang karena tahu persis apabila pemain sirkus itu tergelincir dari
tali maka ia akan jatuh ke dalam kolam yang penuh buaya dan pasti akan menjadi
santapan buaya-buaya itu. Dengan tenang, pemain sirkus itu meniti tali setapak
demi setapak. Semua orang menahan nafas ketika sesekali pemain sirkus itu
tampak oleng di atas tali. Namun pada akhirnya pemain sirkus itu berhasil
sampai ke seberang kolam dengan sorak-sorai dari penonton. Dari seberang kolam,
pemain sirkus itu bertanya kepada penonton “Percayakah saudara-saudara kalau
saya dapat menyeberangi kembali kolam ini di atas tali?”. Semua penoton sontak
berteriak “Percaya...!”. “Kalau begitu siapa yang bersedia naik ke bahuku
sementara aku menyeberang” tantang si pemain sirkus. Semua penonton diam,
saling sikut, dan mulai saling tunjuk untuk menjadi sukarelawan. Semua tidak
ada yang bersedia karena takut menjadi santapan buaya. Tiba-tiba dari antara
kerumunan penonton, seorang anak kecil maju dan bersedia untuk naik ke bahu
pemain sirkus itu. Semua orang tegang bahkan ada yang menutup matanya karena
tidak berani melihat kalau anak itu jatuh. Tetapi dengan tenang si pemain sirkus
itu kembali menyeberangi kolam dengan seorang anak di atas bahunya. Sang anak
juga tenang ada di atas bahu si pemain sirkus bahkan sesekali tertawa ketika si
pemain sirkus itu agak oleng di atas tali dan mereka berhasil sampai ke
seberang.
Injil Yohanes
adalah injil yang mengedepankan tentang ke-Allah-an Yesus. Tidak ada injil yang
lain yang menekankan sifat kemanusiawian dan sekaligus juga sifat keilahianNya
selain injil Yohanes ini. Injil Yohanes mau meyakinkan pembacanya agar percaya
bahwa Yesus adalah Anak Allah yang sejati “Yang Kudus Dari Allah” , yang
kedudukanNya setara dengan Bapa dan Roh Kudus.
“Dan kami
telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” adalah
pengakuan Petrus tentang siapa Yesus itu (ayat 69).
Kata “percaya”
diterjemahkan dari kata Yunani “Pisteou”
yang berarti “Mempercayakan diri atau memberi diri sepenuhnya”, ibarat seorang
bayi yang percaya sepenuhnya kepada ibunya. Orang yang percaya kepada Yesus
adalah orang yang mempercayakan dirinya, hidupnya, keluarganya, kesehatannya
dan semua aspek hidupnya kepada Yesus. Sedangkan kata “tahu” diterjemahkan dari
kata Yunani “Ginosko” yang lebih
tepat kalau diterjemahkan “mengenal dengan pasti”. Oleh karena itu Petrus mau
mengakui bahwa mereka (murid-murid) bukan hanya mempercayakan hidup mereka
kepada Yesus tetapi juga mereka mengenal dengan pasti siapa Yesus itu.
Kalau kita
mengaku Percaya kepada Yesus maka pengakuan itu menuntut kita untuk mengenal
Dia. Mengenal Dia berarti tahu persis apa keinginanNya, bagaimana ajaranNya,
seperti apa hatiNya dan apa yang dikehendakiNya bagi kita dalam menjalani hidup
sebagai anggota Pelka Laki-laki.
Anak yang
ada di bahu pemain sirkus itu tidak hanya percaya kalau pemain sirkus itu dapat
menyeberangkan dirinya ke seberang kolam tetapi juga mempercayakan dirinya
kepada pemain sirkus itu sebab dia mengenal dengan pasti siapa pemain sirkus
itu. Sebab pemain sirkus itu adalah ayahnya sendiri. (vak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar