Minggu, 28 Juni 2015

Yohanes 6:67-71 (Percaya Saja Tidak Cukup)



Renungan Pelka Laki-laki  
Pembacaan Alkitab: Yohanes 6:67-71
Ditulis oleh: Pdt. Victor A. Kakambong, S. Teol

PERCAYA SAJA TIDAK CUKUP
Seorang Pemain Sirkus mengadakan pertunjukan menyeberangi seutas tali yang direntangkan di atas sebuah kolam penuh  buaya lapar. Penonton tegang karena tahu persis apabila pemain sirkus itu tergelincir dari tali maka ia akan jatuh ke dalam kolam yang penuh buaya dan pasti akan menjadi santapan buaya-buaya itu. Dengan tenang, pemain sirkus itu meniti tali setapak demi setapak. Semua orang menahan nafas ketika sesekali pemain sirkus itu tampak oleng di atas tali. Namun pada akhirnya pemain sirkus itu berhasil sampai ke seberang kolam dengan sorak-sorai dari penonton. Dari seberang kolam, pemain sirkus itu bertanya kepada penonton “Percayakah saudara-saudara kalau saya dapat menyeberangi kembali kolam ini di atas tali?”. Semua penoton sontak berteriak “Percaya...!”. “Kalau begitu siapa yang bersedia naik ke bahuku sementara aku menyeberang” tantang si pemain sirkus. Semua penonton diam, saling sikut, dan mulai saling tunjuk untuk menjadi sukarelawan. Semua tidak ada yang bersedia karena takut menjadi santapan buaya. Tiba-tiba dari antara kerumunan penonton, seorang anak kecil maju dan bersedia untuk naik ke bahu pemain sirkus itu. Semua orang tegang bahkan ada yang menutup matanya karena tidak berani melihat kalau anak itu jatuh. Tetapi dengan tenang si pemain sirkus itu kembali menyeberangi kolam dengan seorang anak di atas bahunya. Sang anak juga tenang ada di atas bahu si pemain sirkus bahkan sesekali tertawa ketika si pemain sirkus itu agak oleng di atas tali dan mereka berhasil sampai ke seberang.
Injil Yohanes adalah injil yang mengedepankan tentang ke-Allah-an Yesus. Tidak ada injil yang lain yang menekankan sifat kemanusiawian dan sekaligus juga sifat keilahianNya selain injil Yohanes ini. Injil Yohanes mau meyakinkan pembacanya agar percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang sejati “Yang Kudus Dari Allah” , yang kedudukanNya setara dengan Bapa dan Roh Kudus.
“Dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” adalah pengakuan Petrus tentang siapa Yesus itu (ayat 69).
Kata “percaya” diterjemahkan dari kata Yunani “Pisteou” yang berarti “Mempercayakan diri atau memberi diri sepenuhnya”, ibarat seorang bayi yang percaya sepenuhnya kepada ibunya. Orang yang percaya kepada Yesus adalah orang yang mempercayakan dirinya, hidupnya, keluarganya, kesehatannya dan semua aspek hidupnya kepada Yesus. Sedangkan kata “tahu” diterjemahkan dari kata Yunani “Ginosko” yang lebih tepat kalau diterjemahkan “mengenal dengan pasti”. Oleh karena itu Petrus mau mengakui bahwa mereka (murid-murid) bukan hanya mempercayakan hidup mereka kepada Yesus tetapi juga mereka mengenal dengan pasti siapa Yesus itu.
Kalau kita mengaku Percaya kepada Yesus maka pengakuan itu menuntut kita untuk mengenal Dia. Mengenal Dia berarti tahu persis apa keinginanNya, bagaimana ajaranNya, seperti apa hatiNya dan apa yang dikehendakiNya bagi kita dalam menjalani hidup sebagai anggota Pelka Laki-laki.
Anak yang ada di bahu pemain sirkus itu tidak hanya percaya kalau pemain sirkus itu dapat menyeberangkan dirinya ke seberang kolam tetapi juga mempercayakan dirinya kepada pemain sirkus itu sebab dia mengenal dengan pasti siapa pemain sirkus itu. Sebab pemain sirkus itu adalah ayahnya sendiri. (vak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar