Renungan Pelka Laki-laki
Pembacaan Alkitab: Yohanes 8:30-36
Ditulis oleh: Pdt. Victor A. Kakambong, S. Teol
IA
YANG MEMERDEKAKAN
Tidak ada orang yang ingin hidupnya
berada di bawah penjajahan. Kata Penjajahan berasal dari kata jajah yang dalam
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berarti menguasai dan memerintah secara paksa.
Di bawah penjajahan berarti berada dalam kekuasaan secara paksa. Orang yang
terjajah tidak memiliki kebebebasan untuk mengekspresikan dirinya dan
perasaannya sebab semuanya dikekang oleh siapa yang menjajahnya. Penjajahan
juga berarti perbudakan, sebab mereka yang terjajah berada dalam kuasa siapa
yang menjajahnya.
Dalam pembacaan kita saat ini Yesus
berbicara mengenai kebenaran yang memerdekakan. Apa itu kebenaran yang
memerdekakan dimaksudkan Yesus? atau lebih jauh lagi kebenaran yang
memerdekakan dari apa? Penting untuk dipahami bahwa Yesus berbicara bukan dalam
konteks kemerdekaan bangsa Yahudi dari penjajahan Romawi, tetapi Ia berbicara
mengenai kemerdekaan manusia dari belenggu dosa. Tetapi dengan angkuhnya orang-orang
Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah keturunan Abraham yang tidak pernah
menjadi hamba siapapun (ayat 33). Mereka menilai diri sebagai orang suci yang
tidak berdosa karena faktor keturunan langsung Abraham. Benarkan demikian?
Surat Roma pasal 6 mengatakan bahwa manusia dahulunya adalah hamba dosa
sehingga hukum taurat diberikan kepada manusia untuk menjadi peringatan kepada
manusia akan dosa itu. Tidak ada manusia yang tidak pernah berdosa sehingga
manusia menurut Yesus adalah hamba dosa (ayat 34).
Kebenaran yang memerdekakan itu adalah
Yesus sendiri. Yesus berbicara tentang diriNya sebagai kebenaran yang
memerdekakan manusia dari perbudakan dosa (ayat 36). Ia memerdekakan manusia
yang percaya kepadaNya lewat karya penebusan di kayu salib. Seperti karena Adam
semua manusia menjadi hamba dosa, maka di dalam Yesus, semua manusia
dimerdekakan dari dosa (Roma 5:18-19). Itulah kebenaran yang dimaksudkan oleh
Yesus. Manusia dalam kekuatannya sendiri tidak dapat melepaskan dirinya dari
perhambaan dosa.
Oleh karena itu Yesus berkata kepada
orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya “Jikalau kamu tetap (“Meno”- Yunani =
tinggal menetap) dalam firmanKu, kamu adalah muridKu”. Tinggal menetap berarti
tidak berpindah-pindah. Orang yang tinggal menetap dalam firmanNya adalah orang
yang setia dalam setiap detik hidupnya ada dalam terang kebenaran firman itu.
Kebenaran itu sudah datang ke dalam
dunia dan Kebenaran itu sudah diberikan kepada kita. Yang menjadi persoalan
apakah kita mau hidup dan tinggal menetap dalam Kebenaran itu atau kita mau
tetap untuk diperhamba oleh dosa. Pilihannya ada di tangan kita masing-masing.
Tetapi mengingat bahwa tidak ada orang yang mau hidup di bawah penjajahan maka
tentu saja kita mau hidup di dalam Kebenaran Yang Memerdekakan itu yang adalah
Yesus sendiri. (vak)
Terimakasih untuk renungan firman Tuhan yang sangat memberkati, dan Tuhan yesus kristus selalu senantiasa menyertai meneguhkan menguatkan melindungi dan memberkati keluarga kita semua
BalasHapusAmen Terpujilah Tuhan Yesus Kristus..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBak itu apa di kalimat terakhir
BalasHapusDidalam gereja bila masih ada kebencian dan kegaduhan di dlm pelayan,kemungkinan besar kemerdekaan yg dari Tuhan Yesus itu tidak akan ada
BalasHapus