Minggu, 28 Juni 2015

Yohanes 8:30-36 (Ia Yang Memerdekakan)



Renungan Pelka Laki-laki
Pembacaan Alkitab: Yohanes 8:30-36
Ditulis oleh: Pdt. Victor A. Kakambong, S. Teol

IA YANG MEMERDEKAKAN
Tidak ada orang yang ingin hidupnya berada di bawah penjajahan. Kata Penjajahan berasal dari kata jajah yang dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berarti menguasai dan memerintah secara paksa. Di bawah penjajahan berarti berada dalam kekuasaan secara paksa. Orang yang terjajah tidak memiliki kebebebasan untuk mengekspresikan dirinya dan perasaannya sebab semuanya dikekang oleh siapa yang menjajahnya. Penjajahan juga berarti perbudakan, sebab mereka yang terjajah berada dalam kuasa siapa yang menjajahnya.
Dalam pembacaan kita saat ini Yesus berbicara mengenai kebenaran yang memerdekakan. Apa itu kebenaran yang memerdekakan dimaksudkan Yesus? atau lebih jauh lagi kebenaran yang memerdekakan dari apa? Penting untuk dipahami bahwa Yesus berbicara bukan dalam konteks kemerdekaan bangsa Yahudi dari penjajahan Romawi, tetapi Ia berbicara mengenai kemerdekaan manusia dari belenggu dosa. Tetapi dengan angkuhnya orang-orang Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah keturunan Abraham yang tidak pernah menjadi hamba siapapun (ayat 33). Mereka menilai diri sebagai orang suci yang tidak berdosa karena faktor keturunan langsung Abraham. Benarkan demikian? Surat Roma pasal 6 mengatakan bahwa manusia dahulunya adalah hamba dosa sehingga hukum taurat diberikan kepada manusia untuk menjadi peringatan kepada manusia akan dosa itu. Tidak ada manusia yang tidak pernah berdosa sehingga manusia menurut Yesus adalah hamba dosa (ayat 34).
Kebenaran yang memerdekakan itu adalah Yesus sendiri. Yesus berbicara tentang diriNya sebagai kebenaran yang memerdekakan manusia dari perbudakan dosa (ayat 36). Ia memerdekakan manusia yang percaya kepadaNya lewat karya penebusan di kayu salib. Seperti karena Adam semua manusia menjadi hamba dosa, maka di dalam Yesus, semua manusia dimerdekakan dari dosa (Roma 5:18-19). Itulah kebenaran yang dimaksudkan oleh Yesus. Manusia dalam kekuatannya sendiri tidak dapat melepaskan dirinya dari perhambaan dosa.
Oleh karena itu Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya “Jikalau kamu tetap (Meno”- Yunani = tinggal menetap) dalam firmanKu, kamu adalah muridKu”. Tinggal menetap berarti tidak berpindah-pindah. Orang yang tinggal menetap dalam firmanNya adalah orang yang setia dalam setiap detik hidupnya ada dalam terang kebenaran firman itu.
Kebenaran itu sudah datang ke dalam dunia dan Kebenaran itu sudah diberikan kepada kita. Yang menjadi persoalan apakah kita mau hidup dan tinggal menetap dalam Kebenaran itu atau kita mau tetap untuk diperhamba oleh dosa. Pilihannya ada di tangan kita masing-masing. Tetapi mengingat bahwa tidak ada orang yang mau hidup di bawah penjajahan maka tentu saja kita mau hidup di dalam Kebenaran Yang Memerdekakan itu yang adalah Yesus sendiri. (vak)

5 komentar:

  1. Terimakasih untuk renungan firman Tuhan yang sangat memberkati, dan Tuhan yesus kristus selalu senantiasa menyertai meneguhkan menguatkan melindungi dan memberkati keluarga kita semua

    BalasHapus
  2. Amen Terpujilah Tuhan Yesus Kristus..

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Didalam gereja bila masih ada kebencian dan kegaduhan di dlm pelayan,kemungkinan besar kemerdekaan yg dari Tuhan Yesus itu tidak akan ada

    BalasHapus